Dongeng
Peterpan
Petualangan Peter Pan di Panggung Balet
Keluarga Darling mengadakan pesta dengan sejumlah tamu
penari balet. Setelah itu, ketiga anak mereka, Wendy, John, dan Michael kembali
ke kamar. Dongeng Peter Pan pun dibacakan sampai mereka terlelap.
Belum lama, sebuah bayangan membuat mereka terbangun. Bayangan itu berlari-lari, mengajak ketiga anak keluarga Darling itu bermain. Dialah bayangan yang dicari-cari Peter Pan. Wendy, John, dan Michael berhasil menangkapnya dan mengembalikannya kepada Peter Pan. Sebagai bentuk terima kasih, Peter Pan mengajak mereka ke dunia khayalan, Neverland. Petualangan pun dimulai.
Kepopuleran dongeng Peter Pan tidak perlu diragukan lagi. Si bocah petualang yang selalu ingin menjadi anak-anak ini pernah diangkat ke dalam pertunjukan teater serta film yang jumlahnya sudah lagi tidak terhitung. Minggu (9/9), di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, giliran sekolah balet Namarina mementaskannya dalam bentuk uji pentas untuk siswa Grade V sampai dengan Advance II.
Peter Pan yang dipentaskan dalam bentuk balet dengan iringan modern jazz ini menjadi salah satu upaya Namarina membuat balet disukai anak-anak. “Anak-anak senang karena baletnya tidak terlalu klasik. Kemarin kami sempat membuat pertunjukan dengan musik-musik R&B dan hiphop. Kami mengadakan pertunjukan yang bukan hanya dinikmati oleh anak-anak, tapi juga remaja,” kata Maya Tamara, pemimpin sekolah balet yang telah berusia 50 tahun ini, sesaat sebelum preview pementasan ini, Sabtu (8/9).
Untuk mendekatkan diri pada remaja itulah akhirnya dongeng Peter Pan dipilih.
“Tema-tema yang diambil harus kami dekatkan dengan usia penarinya. Usia remaja yang akan tampil masih gemar dengan tokoh Peter Pan,” kata Maya lagi.
Maya yang melibatkan sejumlah guru sebagai koreografer untuk pertunjukan ini memang berusaha mencari kisah-kisah menarik dalam setiap uji pentasnya. Peter Pan yang dimainkan oleh siswa Grade V sampai dengan Advance II ini berusia minimal 12 tahun. Pada 2 September silam, kisah Snow White dipentaskan untuk penari-penari Grade I—IV yang usianya lebih muda.
Balet dan Jazz
Munculnya balet dalam iringan jazz modern sebenarnya bukan hal baru lagi. Perkembangan itu terjadi seiring dengan perkembangan seni pada umumnya. Namarina sendiri memadukan balet dengan berbagai tarian modern.
Di pementasan ini, ada gerakan street dance yang muncul ketika para bajak laut hendak menculik putri kepala suku Indian, atau para Indian dimunculkan dengan tarian etnik yang digabungkan dengan modern dance.
Teknik berteater sendiri muncul dalam beberapa bagian. Peter Pan dan teman-temannya disimbolkan memasuki dunia dongeng dengan terbang menggunakan tali. Ada peri Tinker Bell yang membuatnya menjadi nyata.
Pementasan yang berlangsung sekitar satu jam ini memang butuh banyak faktor pendukung. Ada kostum serta latar panggung yang menjadi hal penting di sini. Pergantian kostum tidak terlalu bermasalah karena mereka melibatkan 163 penari dengan kostum yang berbeda-beda, dari kostum balet klasik sampai modern yang muncul sebagai tamu dalam pesta keluarga Darling, kostum suku Indian, makhluk hidup di dasar lautan, sampai dengan kostum bajak laut.
Butuh banyak jeda untuk mengganti latar di atas panggung yang terus berubah. Hanya saja, dialog-dialog yang muncul melalui rekaman digarap kurang maksimal, meskipun dialog yang dimunculkan sesungguhnya bukan sesuatu yang diunggulkan di pementasan ini.
Belum lama, sebuah bayangan membuat mereka terbangun. Bayangan itu berlari-lari, mengajak ketiga anak keluarga Darling itu bermain. Dialah bayangan yang dicari-cari Peter Pan. Wendy, John, dan Michael berhasil menangkapnya dan mengembalikannya kepada Peter Pan. Sebagai bentuk terima kasih, Peter Pan mengajak mereka ke dunia khayalan, Neverland. Petualangan pun dimulai.
Kepopuleran dongeng Peter Pan tidak perlu diragukan lagi. Si bocah petualang yang selalu ingin menjadi anak-anak ini pernah diangkat ke dalam pertunjukan teater serta film yang jumlahnya sudah lagi tidak terhitung. Minggu (9/9), di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, giliran sekolah balet Namarina mementaskannya dalam bentuk uji pentas untuk siswa Grade V sampai dengan Advance II.
Peter Pan yang dipentaskan dalam bentuk balet dengan iringan modern jazz ini menjadi salah satu upaya Namarina membuat balet disukai anak-anak. “Anak-anak senang karena baletnya tidak terlalu klasik. Kemarin kami sempat membuat pertunjukan dengan musik-musik R&B dan hiphop. Kami mengadakan pertunjukan yang bukan hanya dinikmati oleh anak-anak, tapi juga remaja,” kata Maya Tamara, pemimpin sekolah balet yang telah berusia 50 tahun ini, sesaat sebelum preview pementasan ini, Sabtu (8/9).
Untuk mendekatkan diri pada remaja itulah akhirnya dongeng Peter Pan dipilih.
“Tema-tema yang diambil harus kami dekatkan dengan usia penarinya. Usia remaja yang akan tampil masih gemar dengan tokoh Peter Pan,” kata Maya lagi.
Maya yang melibatkan sejumlah guru sebagai koreografer untuk pertunjukan ini memang berusaha mencari kisah-kisah menarik dalam setiap uji pentasnya. Peter Pan yang dimainkan oleh siswa Grade V sampai dengan Advance II ini berusia minimal 12 tahun. Pada 2 September silam, kisah Snow White dipentaskan untuk penari-penari Grade I—IV yang usianya lebih muda.
Balet dan Jazz
Munculnya balet dalam iringan jazz modern sebenarnya bukan hal baru lagi. Perkembangan itu terjadi seiring dengan perkembangan seni pada umumnya. Namarina sendiri memadukan balet dengan berbagai tarian modern.
Di pementasan ini, ada gerakan street dance yang muncul ketika para bajak laut hendak menculik putri kepala suku Indian, atau para Indian dimunculkan dengan tarian etnik yang digabungkan dengan modern dance.
Teknik berteater sendiri muncul dalam beberapa bagian. Peter Pan dan teman-temannya disimbolkan memasuki dunia dongeng dengan terbang menggunakan tali. Ada peri Tinker Bell yang membuatnya menjadi nyata.
Pementasan yang berlangsung sekitar satu jam ini memang butuh banyak faktor pendukung. Ada kostum serta latar panggung yang menjadi hal penting di sini. Pergantian kostum tidak terlalu bermasalah karena mereka melibatkan 163 penari dengan kostum yang berbeda-beda, dari kostum balet klasik sampai modern yang muncul sebagai tamu dalam pesta keluarga Darling, kostum suku Indian, makhluk hidup di dasar lautan, sampai dengan kostum bajak laut.
Butuh banyak jeda untuk mengganti latar di atas panggung yang terus berubah. Hanya saja, dialog-dialog yang muncul melalui rekaman digarap kurang maksimal, meskipun dialog yang dimunculkan sesungguhnya bukan sesuatu yang diunggulkan di pementasan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar